2-4 Desember 2011, penulis beserta rekan-rekan HMG yang tergabung kedalam Society of Economic Geologist (SEG SC Unpad) dan dua orang undangan dari GEA ITB beserta dua orang Dosen dari Laboratoriun Petrology dan Mineralogy yaitu Ibu Aton Fatonah serta Ibu Mega F. Rosana yang juga merupakan Faculty Advisor of SEG SC Unpad melakukan kunjungan ke kecamatan Selogiri guna melihat secara langsung kegiatan eksplorasi mineral Au-Cu yang didampingi oleh pembicara Bapak Sapto Putranto serta Kang Diyan Hermawan (GeoUnpad2004) sebagai pendamping pembicara. Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang tenang dengan hamparan persawahan dimana-mana. Terletak di Selatan Pulau jawa, dan termasuk kedalam daerah rangkaian pegunungan selatan. Geomorfologi daerah ini berupa perbukitan cukup terjal hingga dataran rendah yang subur.
Berdasarkan Geologinya daerah ini, terdiri dari batuan metamorf berumur pra-Tersier dan formasi sedimen Eosen pada Kompleks Jiwo Hill, yang diatasnya terendapkan secara tidak selaras oleh formasi batugamping (Formasi Gamping-Wungkal). Berberapa endapan sedimen lainnya dibedakan menjadi Formasi Kebo-Butak yang berumur Oligosen-Awal Miosen, Formasi Sambipitu yang berumur Awal-Tengah Miosen dan Formasi Oyo yang berumu Tengah Miosen, semua formasi di atasnya diendapkan secara tidak selaras Batugamping Formasi Wonosari yang berumur Miosen-Pliosen, Formasi Kepek yang berumur Akhir Miosen dan endapan aluvial Kwarter (Bothe, 1929) dan (Rahardjo, et al. 1993). Berdasarkan Geologi daerah Pegunungan Selatan, daerah Selogiri tersusun atas dua formasi batuan berumur Tersier yaitu Batupasir anggota Formasi Kebo-Butak dan Batu beku anggota Formasi Mandalika. Berdasarkan Toha, et al.(1994), satuan batupasir merupakan anggota Formasi Kebo-Butak, sedangkan satuan breksi merupakan anggota dari Formasi Besole yang dimana keduanya diintrusi oleh Batu beku berumur Oligosen. Aktivitas Magmatisme bermula dari Akhir Oligosen dengan Formasi Intrusi Mikrodiorite (21,7 juta tahun lalu (Jogmec)) dan pada Akhir Miosen-Pliosen dengan Intrusi Diorite, yang kemudian di akhiri dengan penanggalan K-Ar dari Tuff kaya Hornblende pada 12,5±0,9 Juta tahun lalu sampai 11,9±0,7 Juta tahun lalu (Akmaluddin, et al. 2005). Intrusi awal dipotong oleh NW-SE sesar mendatar dextral (Supranoto, 1998) serta N-S dan NE-SW sesar mendatar sinistral (Wigdado & Pramujiyono, 2004). Intrusi tersebut yang memungkinkan menjadi agen mineralisasi dari Au-Cu pada wilayah Selogiri.
Gbr 1.Geomorfologi daerah Selogiri
Berdasarkan tekstur batuan bekunya, maka jenis deposit mineral di lokasi ini merupakan bagian Porphyry System dimana terdiri dari batu beku yang bertekstur Porfiritik berupa Diorit dan Mikrodiorit yang kemudian di Intrusi oleh Fluida sulfida. Untuk pola alterasi pada daerah ini dibagi menjadi Potassic dan Propylitic. Pada Propylitic dibagi menjadi Inner dan Outer Propylitic yang dicirikan dengan kehadiran mineral Epidote dan Chlorite. Alterasi Potasic dicirikan oleh mineral Biotite dan Sericite.
Pada kunjungan kali ini penulis hanya mengunjungi lokasi Randu Kuning, dimana disini tersingkap demgan baik tubuh bijih Alterasi Potassic. Tersusun atas batu beku Mikrodiorite yang telah mengalami pelapukan kuat, serta terdapat banyak kekar. Kekar-kekar inilah yang terisi oleh sulfida alterasi. Teradapat endapan Malachite sekunder, Magnetite, Pyrite dan Chalcopyrite. Piryte dan Chalcopyrite diendapkan di dalam urat-urat kuarsa, dan terdapat pula urat Magnetite. Terdapat mineral Biotite pada tubuh bijih Alterasi Potasic di daerah Randu Kuning, Biotite disini merupakan Biotit hasil replacement ,dimana Biotite sendiri berbentuk Pseudiomorf dan tidak lagi berlembar seperti pada Biotite primer.
Gbr 2.Singkapan Alterasi Potassic Randu Kuning
Pada daerah Randu Kuning juga berkembang penambangan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat desa Jendi, kecamatan Selogiri. Dimana penambangan ini dilakukan masyarakat dengan mengambil urat-urat kuarsa pada batu beku Mikrodiorite dengan cara memecah batu baik yang tersingkap di permukaan maupun yang berada di bawah permukaan dengan membuat lubang-lubang penambangan. Urat-urat kuarsa dari batu beku yang telah dipisahkan dari batuannya kemudian di bawa pulang dan kemudian diolah. Pengolahan sendiri menggunakan mesin hasil modifikasi masyarakat, dimana mesin ini difungsikan sebagai mesin drill lengkap dengan motor penggerak. Setelah memasuki proses penghancuran pada mesin drill, hancuran urat-urat kuarsa kemudian dicuci dan dicampurkan dengan Mercury untuk memisahkan bijih Au dengan mineral lainnya, dan kemudian dilanjutkan dengan proses-proses lainnya hingga menjadi lempengan logam emas.
Gbr 3.Lubang Penggalian Warga Desa Jendi
Untuk tubuh bijih Alterasi Propylitic tidak ditemukan yang tersingkap, hal ini dikarenakan bagian yang tersingkap telah mengalami pelapukan dan erosi yang kuat sehingga menyisakan tubuh bijih Potassic yang secara ideal merupakan bagian paling dalam dari Alterasi pada Porphyry System. Namun berdasarkan pengeboran yang dilakukan dalam kegiatan Eksplorasi oleh perusahaan Eksplorasi Swasta Nasional, ditemukan tubuh bijih Alterasi Propylitic. Hal ini dapat dilihat pada core dimana juga terdapat batuan yang mengandung banyak mineral Epidote dan Chlorite yang merupakan penciri dari Alterasi Propylitic.
Kemudian berdasarkan hasil pengeboran yang dilakukan secara diagonal dengan kemiringan ± 60 derajat, juga ditemukan adanya Breccia Diatreme, dimana merupakan batu beku yang bertekstur Breksi dengan Komponen dan Matriks berupa batuan beku serta mineral yang terbentuk akibat adanya letusan freatik pada magma di dalam pipa magma dan kemudian mengalami pembekuan. Pada data core terdapat dua jenis Breccia, yang pertama Breccia dengan komponen berupa mineral Epidote dan matriks batu beku dan yang kedua Breccia dengan komponen batu beku dengan matriks batu beku. Breccia Diatreme merupakan bagian potensial dalam endapan Au namun pada kasus di Selogiri Breccia Diatreme dinilai kurang ekonomis berdasarkan kandungan Au nya.
Urat Kuarsa yang ditemukan dalam Alterasi ini ini dibagi menjadi 5 tipe :
- "A"Vein : Merupakan tipe urat kuarsa yang hanya terdiri dari mineral kuarsa.
- "B"Vein : Merupakan tipe urat kuarsa yang terdiri dari mineral kuarsa dan mengandung lapisan mineral sulfida seperti Pyrite dan Chalcopyrite ditengah veinnya.
- "C"Vein : Merupakan tipe urat kuarsa yang terdiri dari 90% mineral sulfida seperti Pyrite dan Chalcopyrite.
- "D"Vein : Merupakan tipe urat kuarsa yang terdiri dari mineral kuarsa dengan mineral sulfida yang terdiseminasi.
- "M"Vein : Merupakan tipe urat kuarsa yang dominan mengandung Magnetite.
Gbr 6.Salah satu penampakan Stock Work (Urat Kuarsa)
Gbr 7. Foto bersama peserta dan pembicara