Facebook
RSS

Perubahan Besar

-
apriandi rusdi

Assalamu'alaikum.Perkenalkan nama ku Apriandi, saat ini aku sedang menempuh pendidikanku sebagai mahasisiwa Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran..Hmm, ini pertama kalinya aku menulis Blog, namun aku akan berbagi sedikit kisah hidupku yang membawa perubahan besar.. Ini dimulai pada 9 februari 2010. ketika sedang mencuci gelas yang baru aku pakai, tiba-tiba gelas itu terpelanting dan pecah.(hatiku
bertanya) Ada apa ini? bukan lebay ye,,tapi perasaan itu terus menghantui ku. Namun aku berusaha untuk tenang, pas malamnya aku tidur seperti biasanya sekitar jam 11 ( maklum MABA ) tapi yang terjadi adalah aku mendapatkan sebuah mimpi dimana aku disuruh pulang ketempat asalku di Pontianak oleh ayahku, padahal baru saja aku datang dari Pontianak ke Jatinangor pada 2 februari lalu. Tiba-tiba aku terbangun oleh alarm sekitar jam 5 pagi. Aku bangun,cuci muka,shalat lalu mandi, sambil tetap berfikir apa maksud dari mimpiku semalam. Kemudian aku pergi kuliah ke kampus dan seperti biasanya aku pergi jam 6.45,,wajarlah karena masih MABIM aku harus kumpul dulu bersama teman-teman angkatanku di taman KOPMA (tempat kami biasa ngumpul n konsul,ya bisa dibilang basecamp ke 2 gitu). jam setengah 8 kami berjalan kaki bersama menuju gedung fakultas, di jalan aku berbincang dengan seorang temanku Kiboy ( nama asli Rizky Perdana Putra ) aku menceritakan tentang kejadian aneh yang baru saja terjadi padaku. Untungnya sebagai seorang teman yang baik Kiboy menenangkan pikiranku dengan menyuruhku untuk tetap berpositif thinking dan ia juga menyuruhku untuk menelphone orang tua ku di rumah dan baiklah hal itu aku lakukan. Tut,tut,tut dan akhirnya telphoneku pun dijawab oleh ayahku. Aku pun langsung menanyakan keadaan disana " macam mane gak di sanak, tadak ade ape-ape ke?" tanya ku menggunakan logat melayu asliku, "tadak ade ape-ape,ngape menangnye?" tanya ayahku, "tadak,tadek malam dek mimpi kenak suroh balek same bapak..padahal baru gak sari tu balek kan,baru berape hari gak e.." jawabku. Perbincangan pun berlangsung cukup lama bahkan satu isi rumah bergantian berbicara dengan ku. Setelah itu pun perasaanku menjadi lega dan beberapa hari selanjutnya aku jalani dengan tenang. Namun tiba-tiba pada 12 februari 2010 jumat pagi, aku di telphone oleh ibuku yang mengatakan bahwa ayahku pingsan di Rumah Sakit Daerah Soedarso, ya memang setiap hari jumat pagi ayahku mengikuti program senam diabetes di rumah sakit itu,berhubungan beliau juga mengidap dibetes lebih dari 5 tahun yang lalu. Namun aku tidak terlalu panik,mengingat ayahku telah berapa kali pingsan akibat kelelahan karena beliau juga sudah lumayan tua yaitu 55 tahun. Tapi sebagai anak perasaan panik itu tentu saja ada, dan akhirnya aku menelphone abangku pada jam 8.35 pada hari itu aku tidak ada kuliah tapi seperti biasa kami konsul di taman KOPMA, dan aku menjadi lebih tenang karena ayahku telah siuman dan tidak terjadi apa-apa, itulah yang dikatakan oleh abangku. Namun tiba-tiba pada pukul 10.45 handphoneku kembali berbunyi dan kulihat yang memanggil adalah ayahku, akupun senang dan langsung menjawab " Halo pak,dah nyaman dah badan tu, sukorlah..." belum selesai aku berbicara, terdengar suara serak ibuku seperti orang yang baru saja menangis dan beliau langsung menyuruhku untuk bersabar. Akupun bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Dan sebuah kalimat yang sangat memilukan yang aku dengar " Dahlah ye nak, kau sabar jak di sanak ye, kau ikhlaskan jak lah, bapak kau dah jalan" mendengar kabar tersebut aku pun terdiam dan langsung histeris. Teman-temanku seketika kaget melihatku menangis, aku hanya bisa terdiam dengan air mata terus berlinang. Dan ada seorang teman yang merangkulku dari belakang dan seketika temaku Kiboy menghampiri karena dia tahu tentang apa yang terjadi padaku beberapa hari ini. Dan aku pun berkata "Ayah gua meninggal di Pontianak" dan lalu bangun dan pulang ke kontrakan ku, di jalan aku langsung menelphone seorang kakak temanku yang tinggal bersama di kontrakan untuk minta bantuan agar dipesankan tiket pesawa pulang ke Pontianak, sambil Kiboy dan Maikel yang tadi merangkulku dari belankang ikut mengantarku pulang ke kontrakan. Aku pun berkemas dengan membawa sebisa yang aku bawa dan tanpa sadar ternyata teman-teman satu angkatanku telah berada di depan kontrakan. betapa kagetnya aku mereka datang untuk memberikan bantuan dan dukungan. Akhirya Tiket pun ku dapatkan penerbangan sebuah penerbangan swasta nasional pukul 16.45 dan ternyata ada seorang temanku Kabul ( nama asli Irfan Askhabul Kahfi ) ikut bersamaku ke Pontianak. Kami pun berangkat dari Jatinangor dengan diantar oleh Lucky,Boby dan Adit menggunakan mobil Lucky. Pada saat mau masuk ke dalam mobil tiba-tiba beberapa senior ku datang dan menyampaikan bela sungkawa. begitu dramatisnya kejadian hari itu dan membuatku semakin tabah dan kuat berkat dukungan semua orang. Kami pun berangkat dan tiba di Bandara Soekarno Hatta tepat jam 3 lewat 15 menit. Kami pun pergi ke locket untuk mengambil tiket mengingat aku hanya membawa booking nomber. Setelah mendapat tiket kami pun langsung melakukan check-in dan masuk menuju ruang tunggu. setelah tiba waktu keberangkatan, kami tidak kunjung di panggil untuk naik pesawat. Ternyata pesawat yang aku tumpangi mengalami keterlambatan 60-75 menit. kami pun kembali menunggu dan yang terjadi adalah kami baru memasuki pesawat pada pukul 18.45. Kami pun berangkat dan tiba di Pontianak pukul 21.00. Aku di jemput oleh abang ipar sepupuku Mas Bayu. Setiba di rumah aku melihat banyak keluarga berdatangan. Aku pun masuk rumah dan melihat jenazah ayahku terbujur kaku di ruang tamu. Sentak aku terdiam dan hanya duduk terpaku sambil melihat mayat ayahku. Dan saat aku menoleh ke samping aku melihat ibuku sedang duduk disamping bibiku sambil tersenyum kepadaku. Saat itu aku tahu bahwa beliau sangat sedih namun tidak ingin membuatku merasa lebih sedih. Akupun langsung memeluknya dan tetap diam tanpa berkata apapun dan pada saat itu aku tidak lagi dapat menangis. Tapi pada subuh hari aku melihat ibu,abang dan adikku berada di depan jenazah ayahku yang semakin kaku dan terduduk diam. Aku pun menghampiri mereka dan tidak berkata sepatah kata pun. Dan yang kulihat mereka memandangi jenazah ayahku seakan menyampaikan selamat tinggal kepada ayahku. Pada pagi hari aku pun ikut pada saat memandikan ayahku, bersama abang, adik dan dua orang abang sepupuku. Setelah dimandikan, dikafani dan di shlolatkan di rumah, akhirnya jenazah ayahku di bawa menuju pemakaman keluarga di dekat sungai Kapuas. Terlebih dahulu ayahku di sholatkan di masjid dekat pemakaman. Sampai detik itu aku masih tidak bereaksi. Namun pada saat jenazah mulai dimasukkan kedalam kubur air mataku mengalir dengan derasnya. Dan itulah saat terakhir aku melihat ayahku untuk selamanya. Dan saat itu aku berfikir bahwa ini bukanlah akhir, tapi awal dari perubahan besar dalam hidupku yang pernah aku alami. Dan tujuanku menuliskan cerita ku ini bukan untuk membagi kesusahan kepada orang lain, tapi membagi kisahku kepada saudara-saudara senasib untuk lebih kuat dan tegar. Karena itu bukan akhir dari hidup kita, melainkan suatu awal yang harus kita mulai. Dan saat ini aku berfikir untuk membuat ayahku bangga adalah menjadiu seorang yang berhasil.Wassalamu'alaikum.

Leave a Reply


    Blogger news

    Pengikut

    Total Tayangan Halaman